Kansai International Airport Bandara Jepang dengan Teknologi Termutakhir
25 Sep 2020Oleh Ajung dipublikasikan oleh Joycare
Jepang merupakan salah satu negara “gajoan” untuk target wisata orang-orang dari berbagai penjuru dunia, tidak terlepas Indonesia. Saya mulai menyukai negara Jepang semenjak menonton film anime One Piece pada saat saya masih duduk di bangku SMP. Namun tidak terfikirkan jika sayapun lulus sebagai sarjana dengan gelar Sarjana Pendidikan bahasa Jepang. Terima kasih kepada tuhan YMS. Yang telah memberikan saya kesepatan untuk pergi ke Jepang lewat media program pertukaran pelajar saat saya masih kuliah tingkat 3. Saya lolos sebagai perwakilan dari kampus saya dalam program tersebut untuk melanjutkan kuliah saya selama 6 bulan di Hiroshima Kenritsu Daigaku, Kota Hiroshima.
Semenjak saya mengetahui berita tersebut, ketertarikan saya kepada Jepang makin menjadi-jadi dan Autsiasme saya tidak dapat terbendung lagi terutama pada satu hal, ya, hal yang mungkin semua orang Tropis minimal ingin merasakannya sekali seumur hidup mereka, Salju.
Singkat cerita saya sampai di bandara Kansai International airport pada tengah malam dan harus menunggu sampai pagi untuk naik shinkansen ke stasiun Hiroshima. Malam pertama di Jepang tidak terlalu berkesan karena saya berada di dalam bandara yang suasananya tidak jauh beda dengan bandara Internasional lain, awalnya. Setelah beberapa saat disana, saya akui tidak ada bandara yang sebersih bandara Kansai International Airport, sampai smoking areanya pun bersih, Bersihnya sampai kamu akan merasa berdosa jika membuang sampah disitu.
Saya pun melihat dan berkeliling-keliling bandara pada malam hari itu dan ya, saya nyasar di dalam airport yang sangat luas itu! Tapi saya bersyukur tersasar disana karena itu mengantarkan saya ke dok penerbangan pesawat. Saya tahu dan sangat faham bahwa kansai International Airport adalah bandara megah terbungsu (dibaca:dengan teknologi yang paling mutakhir) di tengah laut, namun saya tidak pernah menyadari bahwa pemandangan Tengah laut dimalam hari diiringi remang-remang lampu penunjuk jalan, Kilauan lampu kerlap kerlip dari arah kota dan awan malam yang cerah akan menjadi pemandangan yang sangat memikat mata. Tanpa sadar saya terpana menikmati pemandangan tersebut ditemani dengan angin sejuk yang cukup kencang dan kicauan burung-burung laut yang masih terbang kesana kemari berenang di udara.
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat, petugas dari bandara menyarankan saya untuk masuk dan berkata “maaf mas, bagaimana jika saya sarankan untuk masuk?”dengan menggunakan bahasa Jepang tentunya karena dia tahu bahwa saya sudah berdiri ditepian bandara hampir 3 jam! Saya pun akhirnya masuk dan ya, perut saya kembung mual dan kepala pun ikut pusing, kamu bisa tebak kenapa.
Setelah masuk saya diantar oleh petugas yang menyarankan saya untuk masuk ke tempat peminjaman selimut dan saya pun mendapat satu. Selimut di bandara Kansa Internasional Airport bukan kaleng-kaleng, lembut dan hangat namun tidak membuat gerah. Masih punya beberapa jam untuk keberangkatan, saya pun mencoba untuk mengistirahatkan badan saya dengan membalutkan selimut ke punggung sembari menyeruput kopi hangat yang saya beli di mini-market yang menuntun saya ke keterlambatan naik shinkansen pagi harinya. Bersambung.
Penulis: Ajung